Sabtu, 14 November 2020

 

  MALAIKAT CANTIK

Oleh:

Muhammad Ilham Sidiq

 

Pernah kita dengar tentang sebuah kisah tentang sosok malaikat yang nyata pada kehidupan ini. Malaikat ini menjelma menjadi sebuah sosok paling mempesona.  Sosok malaikat bak permata intan yang menerangi kegelapan. Cahaya nyatanya menuntun sosok malang yang tak berdaya. Senyumnya begitu indah merekah dengan sembilu kasih cintannya. Kehangatan dan belaian cintanya bersatu dalam hidup kita. Benar saja dialah sosok terbaik yang pernah kita temui. Setiap senyumnya membawa gelombang elektromagnetik kedalam jiwa setiap insan. Ucapnya mengena begitu mendalam. Dikala kita lemah tak berdaya malaikat cantik ini selalu ada. Menjaga kita. Melindungi kita. Menghangatkan kita. Mencium kita. Memeluk kita. Serta memberikan segalanya kepada kita.

Pernahkan kita berpikir bahwa kita selalu dibimbing dan dinaungi oleh sosok malaikat cantik yang dikirim Tuhan kepada setiap manusia. Malaikat cantik ini memberikan segalanya kepada kita, bukan untuk pamrih, tidak sama sekali. Darah dan auranya menyatu dalam tubuh kita.  Jauh dimasa lalu Malaikat ini tak pernah tidur sebelum tubuh lemah kita pergi kealam mimpi. Malaikat cantik ini tak pernah letih dengan segala keburukan kita. Selalu ada sepanjang masa, kesejukannya memberikan cahaya seutuhnya. Hari lemah kita selalu dinaungi oleh malaikat cantik ini. Berhari-hari terus bergulir, berganti mingu, berganti bulan, berganti berganti tahun. Terus demikian duhai malaikat cantik tidaklah engkau letih dengan semuanya? Sampai sekarang pun malaikat cantik ini selalu memancarkan kasih cintanya. Wahai malaikat cantik izinkan kami mencium kakimu. Izinkan kami membasuh seluruh peluh pengorbananmu. Izinkan kami meraih surga ditelapak kakimu.

Malaikat cantik...Malaikat cantik....Malaikat cantik...

Malaikat cantik .... ia engkaulah malaikat cantikku wahai Bunda... Engkaulah yang dikirim Tuhan kepada kita. Bunda entah dengan apa kita ini membalas semuanya. Ohhh.... Bunda....

Jumat, 01 November 2019

Dakwah Untuk Generasi Milenial


DAKWAH UNTUK GENERASI MILINEAL
Mata Kuliah : Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Yazida Ichan, S.Pd.I., M.Pd.

 










Disusun oleh :
1.      Muh. Ilham Sidiq                 (1700031045)
2.      Sidiq Arsyadi                       (1700031115)
3.      Irhanudin Lubis                   (1700031184)
4.      Laili Nisnawati                    (1700031185)




KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Dakwah Untuk Generasi Milinial” dengan tepat waktu. Semoga shalawat dan salam, rahmat serta berkah-Nya Dia curahkan kepada teladan panutan kita Nabi Muhammad SAw,  kepada para keluarga, para sahabatnya serta kepada kita semua sebagai pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Makalah ini telah penulis susun melalui kerja kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah.
Penulis  tak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada Bapak Yazida Ichan selaku dosen mata kuliah  Ilmu Dakwah yang telah membimbing dalam proses pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu, Untuk kesempurnaan makalah ini, kiranya kritik dan saran yang konstruktif dari Bapak Dosen maupun pembaca sekalian.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfat, terutama bagi kami selaku penyusun makalah dan pada umumnya bagi para mahasiswa  sebagai sarana dalam belajar. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta,  Juni 2019

Penyusun Kelompok 9

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................1
C.     Tujuan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dakwah Secara Umum Secara Ringkas...............................2
B.     Pengertian Generasi Milenial.................................................................3
C.     Metode Dakwah di Era Milineal............................................................7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………...………………10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakanng
Latar belakang yang dapat identifikasi ada dua permasalahan utama. Pertama, tantangan dakwah semakin kompleks menghadapi era perkembangan teknologi; Kedua, karakteristik masyarakat milenial yang identik dengan kecenderungannya terhadap media sosial. Maka dari itu penulis akan berusaha mengkaji secara ringkas mengenai tantangan dakwah sekaligus karakteristik masyarakat milineal, terkhusus penulis akan sedikit memaparkan solusi dari permasalahan dakwah di era milineal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan dakwah?
2.      Apa itu generasi milineal?
3.      Metode dakwah apa yang pas untuk diterapkan pada era generasi milineal?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu dakwah;
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud sebagai generasi milineal dan;
3.      Untuk mengetahui metode apa yang tepat untuk generasi milineal.






BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Dakwah Secara Ringkas

Dakwah secara bahasa berasal dari kata daa’a yad’u dari bahasa Arab berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon. Secara istilah dakwah merupakan ajakan, baik berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya satu pengertian, kesadaran sikap penghayatan serta pengalaman terhadap pengajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur paksaan.
Kegiatan dakwah ini antara lain didasarkan pada Alquran surah an-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan carayang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Jika ditinjau dari perspektif ilmu komunikasi, maka dakwah termasuk ke dalam komunikasi persuasif karena komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai apa yang diharapkan oleh komunikator.
Adapun beberapa bentuk media yang biasa digunakan untuk dakwah, antara lain: media lisan (langsung), tulisan (cetak), elektronik (audio, visual), dan yang terbaru adalah new media (internet).
B.    Pengertian Generassi Milineal
Kosa kata millennial berasal dari bahasa Inggris millennium atau millennia yang berarti masa seribu rahun (Echols, 1980: 380). Milenial juga merupakan sebutan satu generasi berdasarkan demografi dan disebut juga generasi Y. Mereka terlahir pada saat revolusi teknologi informasi dan komunikasi serta jumlah populasinya yang cukup besar, yaitu sekira 34 persen dari penduduk Indonesia.
Umumnya, generasi millennial  adalah mereka yang berusia 17-36 tahun; mereka yang kini berperan sebagai mahasiswa, early jobber, dan orangtua muda. Millennial lahir antara tahun 1981-2000. Generasi ini sudah mengenal teknologi seperti komputer, video games, smartphone, dan ketergantungan dengan internet. Generasi ini dikenal sangat ketergantungan dengan internat, senang menghabiskan hidupnya di jejaring media daring, dan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memudahkan aktivitas sehari-hari.
Generasi milenial ini melihat dunia, tidak secara langsung melainkan mereka berselancar di dunia maya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja online dan mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya. Banyak dari kalangan millennial melakukan semua komunikasi melalui text messaging atau chatting dunia maya dengan membuat akun media sosial seperti twitter, facebook, line dan sebagainya.
Era milenial juga menuntut kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi. Sementara dakwah belum seutuhnya memanfaatkan ragam media yang terus berkembang. Untuk itu, perlu optimalisasi komunikasi dakwah melalui pemanfaatan media baru (new media), utamanya media sosial, mengingat segmentasi mad’u sangat komplek jika ditinjau dari berbagai sisi., untuk penjelasan lebih lengkapnya akan penulis bahas pada subab selanjutnya.


C.   Metode Dakwah Diera Milineal
Berdakwah di era milenial berhadapan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Dakwah harus menyesuaikan diri dengan perkembangan perangkat yang terus berkembang pesat. Pada era milenial yang kecenderungannya bergantung pada internet, aktivitas sehari-hari cenderung menggunakan media modern. Maka kajian tentang era milenial secara khusus penting dikaji untuk mengetahui pendekatan dakwah seperti apa yang bisa digunakan untuk mencapai kesuksesan dalam berdakwah.
Inilah tantangan sekaligus peluang dakwah yang harus dieksekusi. Untuk itu,  ada dua hal yang dapat dilakukan:
1.      Terkait dengan penggunaan media dakwah. Pada era digital saat ini, gadget dan media sosial tidak lepas dari generasi milenial. Maka, gadget dan media sosial harus dijadikan wasilah dakwah. Pesan dakwah harus dikemas melalui konten-konten yang akrab dengan generasi kekinian. Penggunaan portal dakwah dengan konten tidak selalu berupa tulisan, namun juga dapat dikemas dalam bentuk vlog, soundcloud, infografis, dan juga meme, dimuat di YouTube agar dakwah makin meluas. Dakwah juga dapat dilakukan secara online dengan memanfaatkan YouTube, Instagram, dan sebagainya, sebelum akhirnya bisa fenomenal secara offline.
2.      Pengemasan pesan-pesan dakwah harus menarik. Sebab, sebaik apapun materi dakwah tanpa didukung dengan kemasan yang menarik terkadang ditinggalkan orang. Dengan dua pendekatan tersebut tantangan dakwah pada generasi milenal dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik.

Adapun beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu menyampaikan secara lisan (langsung), tulisan (bi al-qalam), perbuatan (haal), home visit (silaturrahim), infiltrasi (sisipan), drama, dan sebagainya. Namun untuk pembahasan kali ini yang sesuai dengan karakter generasi miineal tentu penulis akan berusaha menyajikan formula resolutif kekinian yang dapat kami ambil.

Dakwah dan Teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya jika berpijak pada konsep dakwah kontemporer, maka mudah diterima oleh masyarakat modern. Adapun alternatif media dakwah dan teknologi yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1.      Dakwah Melalui Media Digital
Berdakwah di era milenial berhadapan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Dakwah juga  harus menyesuaikan diri dengan perkembangan perangkat yang terus berkembang pesat. Dengan demikian dakwah dituntut agar dapat diakses dengan cepat dengan konten menarik dalam bentuk digital. Terlebih pada era milenial yang kecenderungannya bergantung pada internet, aktivitas sehari-hari cenderung menggunakan media modern.
Salah satu pilihan tepat dakwah bisa lewat media sosial yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah diseluruh dunia. Dengan semua kemudahan yang diberikan oleh media sosial ini, penyebaran informasi dakwah dari satu individu ke individu lain menjadi sangat mudah, sekali ceramah bisa ditonton terus menerus. Dengan demikian, dakwah media sosial adalah dakwah media online yang penggunanya dapat saling berpartisipasi melalui blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Melalui media inilah sosial para dai bisa membangun jejaring sosial lewat dunia maya yang diharapkan mampu menembus berbagai kalangan objek dakwah.
Seperti yang kita ketahui setiap orang di dunia modern memiliki akun media sosial. Hal ini dikarenakan mudah untuk dapat diakses kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Cukup menggunakan mobil telephone atau smartphone yang dikoneksikan pada jaringan internet. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang Da’i pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet.
2.      Peran Media Cetak, Media Elektronik, Maupun Media Sosial dalam Dakwah
Semua media komunikasi berperan dalam sampainya pesan setidaknya dalam empat hal, yaitu efektivitas, efisiensi, konkret, dan motivatif. Dengan berbagai media jalan dakwah akan mempermudah penyampaian informasi, sebagai sarana untuk mempercepat sampainya informasi dan membantu mempercepat isi pesan berupa seruan dakwah itu sendiri.
Dengan memaksimalkan berbagai media komunikasi dalam berdakwah seperti menggunakan media cetak, media elektronik, maupun media sosial, maka pesannya akan lebih cepat diterima oleh banyak orang dari berbagai objek dakwah. Mengingat jarak yang terlalu luas, maka tidak mungkin dapat dijangkau secara keseluruhan dengan menggunakan komunikasi langsung atau dakwah konvesional.
Adapun penggunaan media dalam Islam bertujuan untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan agama supaya sampai kepada masyarakat luas lebih cepat secara bersamaan, Sementara itu, media bisa berperan dalam pembinaan umat, penyerapan ajaran Islam bisa dengan mudah diperoleh, kemudian bisa merubah tingkah-laku pemeluknya.
3.      Memanfaatkan Keunggulan Internet Sebagai Media Dakwah
Kelebihan internet dibanding media lainnya dalam berdakwah adalah untuk memudahkan proses dakwah itu sendiri, yaitu: pertama, internet tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Dakwah melalui internet dapat diakses di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.
 Kedua, dakwah lewat internet menjadi lebih variatif. Dakwah tidak lagi disampaikan dengan cara konvensional, Kehadiran cyber memberikan banyak cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Selain tulisan, materi dakwah bisa dalam bentuk gambar, audio, e-book (buku elektronik) ataupun video, sehingga objek dakwah dapat memilih bentuk media yang disukai.
Ketiga, jumlah pengguna internet semakin meningkat. Pertumbuhan pengguna internet yang selalu meningkat merupakan kabar baik bagi para Da‟i yang akan berdakwah di dunia maya, karena objek dakwah pun semakin meningkat.
Keempat, hemat biaya dan energi. Dengan menyajikan materi dakwah di internet, objek dakwah tidak perlu datang ke narasumber dan membeli buku untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sehingga bisa membantu saudara kita agar tidak mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra guna memperoleh informasi yang mereka cari.
Dengan demikian, strategi yang dilakukan dalam kegiatan membangun jaringan dakwah adalah dengan memanfaatkan perkembangan global connection. Sistem ini merupakan salah satu alternatif untuk dijadikan sebagai wasilah untuk berdakwah.
4.      Memaksimalkan Medsos melalui Video Dakwah di Youtube, Instagram, Vlog, dll.
Media sosial menawarkan multimedia berupa gambar, video, maupun desain yang disebarluaskan ke pengguna lainnya dan salah satu contohnya adalah YouTube. YouTube adalah penyedia layanan video terbesar saat ini dan merupakan media untuk upload secara gratis. Para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. YouTube juga sangat cocok bagi yang ingin mencari informasi tanpa harus membaca artikel. Pada umumnya video-video di YouTube adalah video klip, acara TV, film serta video buatan para penggunanya sendiri.
Manfaat lain dari penggunaan YouTube adalah bahwa isinya dapat disiarkan kepada jutaan pemirsa. YouTube tersedia di hampir setiap negara di dunia dan di setiap komputer yang memiliki akses internet, serta dikunjungi setiap hari oleh jutaan orang.
Selain YouTube  ada beberapa ragam akses dakwah seperti Instagram  yang dapat membantu proses dakwah dunia maya, dakwah dunia maya ini sangat berpengaruh terhadap generasi jaman sekarang atau kids jaman now. Instagram  akan memudahkan akses virtual dalam berdakwah secara singkat yang mudah diserap oleh berbagai kalangan milenial.
5.      Berdakwah seperti Kernet Bus Baik Lewat Media maupun Secara Konvesional
Seorang Da’i juga harus memanfaatkan Hak Asasi Manusia (HAM) yang sekarang menjadi senjata pamungkas oleh tiap orang-orang milennial. Tidak jarang kasus pelaporan murid terhadap guru sampai  anak terhadap orang tua padahal hanya persoalan sepele dan bertujuan mendidik. Dari hal ini dapat dipahami bahwa pendekatan pendidikan bahkan dakwah yang secara frontal dan konvesional tidak begitu relevan lagi digunakan. Maka metode dakwah layaknya Kernet Bus bisa menjadi pilihan. 
Jika kita perhatikan cara kernet bus memanggil atau mencari penumpang adalah mengajak secara persuasif dan menjelaskan kelebihan dari Bus yang dimilikinya tanpa paksanaan, seperti dia akan mengatakan "Bus kami memiliki AC lebih dingin" atau "Bus kami lebih cepat sampai", namun tentu apa yang akan disampaikan kernet Bus itu haruslah benar memang adanya atau para penumpang akan kecewa dan tidak akan menggunakan jasanya lagi. Demikian pula dakwah layaknya kernet bus yang berusaha semaksimal mungkin menawarkan Islam kepada seluruh manusia.
Jadi metode dakwah layaknya Kernet Bus, yaitu berdakwah dengan mengajak orang lain secara persuasif baik dengan media sosial/digital maupun secara konvensional melalui berbagai pendekatan. Langkah dakwah dengan mengatakan secara jelas mengenai kelebihan dari agama Islam dan keuntungan jika dirinya menjadi seorang muslim, tidak memaksa jika penumpang (orang lain) menolak dakwah kita, serta tidak menyalahkan dirinya.

6.      Mengemas Dakwah Secara Menarik
Untuk dapat mempengaruhi objek dakwah maka para Da’i harus mampu menarik minat maudu’. Cara merarik maudu’ inilah yang disebut dengan pesan ataupun kata-kata mutiara, karena pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dakwah Islam merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber berupa seorang Da’i kepada penerima yang merupakan seperangkat simbol verbal/ ucapan atau non verbal/tulisan dan mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi yang bermuara pada Al-Qur’an dan hadist.
Pengemasan dakwah secara menarik ini bisa melalui berbagai pesan persuatif manpun pesan informatif. Kata-kata (bahasa dapat mempresentasikan dakwah melalui obyek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Selain itu juga pesan dakwah dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman,tatap muka, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, tarian, film, dan sebagainya. Menyampaian pesan dakwah secara menarik ini dapat pula melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media/saluran.
 Mengingat pentingnya dakwah maka sudah sepantasnya pesan dakwah harus dikemas semenarik mungkin agar memiliki daya tarik sehingga dapat diterima dengan baik oleh mad‟u. Pesan dalam komunikasi media dakwah ini menjadi faktor penting untuk mencapai tujuan komunikasi dakwah itu sendiri.


BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa endekatan dakwah pada kini atau era milenial tidak lagi cukup hanya melalui mimbar-kemimbar atau majelis-majelis konvensional. Perkembangan zaman menuntut dakwah bermetamorfosis menjadi lebih baik lagi.
Disamping itu juga terus berkembang pesatnya teknologi mendorong pula penyesuaian metode dakwah.  Hal ini berdampak pada pengoptimalan dakwah yang perlu disampaikan lewat berbagai media baik media cetak, media elektronik, maupun media sosial. Sepreti yang sudah diketahui pula bahwa generasi milenial sangat erat kaitannya dengan media sosial maka sudah saatnya bagi para Da’i atu mubaligh untuk memanfaatkan aplikasi pada media berbagai media terkhusus media sosial yang sifatnya interaktif, seperti halnya facebook, twitter, line, whatshap dan lain sebagainya. Oleh karenanya para Da’i generasi milenial sangat dianjurkan untuk memanfaatkan medsos semaksimal mungkin dalam rangka membidik objek dakwah yang lebih luas sehingga pesan dakwah mampu terserap kepada masyarakat luas terlebih lagi dapat menembus ke seluruh lapisan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1997. Psikologi Dakwah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Habibi, Muhammad. Optimalisasi Dakwah Melalui Media Sosial di Era Milenial,
dalam Jurnal Al-Hikmah: Jurnal Dakwah Tarbawiyah, Vol. 12, No. 1, T 2018 [P. 101-116].
Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka





    MALAIKAT CANTIK Oleh: Muhammad Ilham Sidiq   Pernah kita dengar tentang sebuah kisah tentang sosok malaikat yang nyata pada kehi...