BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng
Latar belakang yang dapat identifikasi ada dua
permasalahan utama. Pertama, tantangan dakwah semakin kompleks
menghadapi era perkembangan teknologi; Kedua, karakteristik masyarakat
milenial yang identik dengan kecenderungannya terhadap media sosial. Maka dari itu penulis akan berusaha mengkaji
secara ringkas mengenai tantangan dakwah sekaligus karakteristik masyarakat milineal,
terkhusus penulis akan sedikit memaparkan solusi dari permasalahan dakwah
di era milineal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan dakwah?
2. Apa itu
generasi milineal?
3. Metode dakwah
apa yang pas untuk diterapkan pada era generasi milineal?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu dakwah;
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud sebagai generasi milineal dan;
3. Untuk
mengetahui metode apa yang tepat untuk generasi milineal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dakwah Secara Ringkas
Dakwah secara bahasa berasal dari kata daa’a yad’u dari bahasa Arab berarti
memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon. Secara istilah dakwah merupakan ajakan, baik berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan
sebagainya, yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi
orang lain secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya satu
pengertian, kesadaran sikap penghayatan serta pengalaman terhadap pengajaran
agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur paksaan.
Kegiatan dakwah ini antara lain
didasarkan pada Alquran surah an-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
carayang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Jika ditinjau dari perspektif ilmu
komunikasi, maka dakwah termasuk ke dalam komunikasi persuasif karena
komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi
kepercayaan, sikap, perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai apa yang
diharapkan oleh komunikator.
Adapun
beberapa bentuk media yang biasa digunakan untuk dakwah, antara lain: media lisan (langsung), tulisan (cetak), elektronik
(audio, visual), dan yang terbaru adalah new media (internet).
B. Pengertian
Generassi Milineal
Kosa kata
millennial berasal dari bahasa Inggris millennium atau millennia
yang berarti masa seribu rahun (Echols, 1980: 380). Milenial juga merupakan sebutan satu generasi berdasarkan demografi dan
disebut juga generasi Y. Mereka terlahir pada saat revolusi teknologi informasi
dan komunikasi serta jumlah populasinya yang cukup besar, yaitu sekira 34
persen dari penduduk Indonesia.
Umumnya, generasi
millennial adalah mereka yang berusia 17-36 tahun;
mereka yang kini berperan sebagai mahasiswa, early jobber, dan orangtua
muda. Millennial lahir antara tahun 1981-2000. Generasi ini sudah mengenal teknologi seperti komputer, video
games, smartphone, dan ketergantungan dengan internet. Generasi ini dikenal
sangat ketergantungan dengan internat, senang menghabiskan hidupnya di jejaring
media daring, dan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dalam rangka pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memudahkan
aktivitas sehari-hari.
Generasi milenial ini melihat dunia, tidak secara langsung melainkan mereka
berselancar di dunia maya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja online dan
mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya. Banyak dari kalangan millennial
melakukan semua komunikasi melalui text messaging atau chatting
dunia maya dengan membuat akun media sosial seperti twitter, facebook, line dan
sebagainya.
Era milenial juga
menuntut kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi. Sementara dakwah
belum seutuhnya memanfaatkan ragam media yang terus berkembang. Untuk
itu, perlu optimalisasi komunikasi dakwah melalui pemanfaatan media baru (new
media), utamanya media sosial, mengingat segmentasi mad’u sangat
komplek jika ditinjau dari berbagai sisi., untuk penjelasan lebih lengkapnya akan penulis bahas
pada subab selanjutnya.
C. Metode Dakwah
Diera Milineal
Berdakwah di era milenial berhadapan
dengan pesatnya perkembangan teknologi. Dakwah harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan perangkat yang terus berkembang pesat. Pada
era milenial yang kecenderungannya bergantung pada internet, aktivitas
sehari-hari cenderung menggunakan media modern. Maka kajian tentang era
milenial secara khusus penting dikaji untuk mengetahui pendekatan dakwah
seperti apa yang bisa digunakan untuk mencapai kesuksesan dalam berdakwah.
Inilah tantangan sekaligus peluang
dakwah yang harus dieksekusi. Untuk itu,
ada dua hal yang dapat dilakukan:
1.
Terkait dengan penggunaan media dakwah. Pada era digital saat ini, gadget
dan media sosial tidak lepas dari generasi milenial. Maka, gadget dan media
sosial harus dijadikan wasilah dakwah. Pesan dakwah harus dikemas melalui
konten-konten yang akrab dengan generasi kekinian. Penggunaan portal dakwah
dengan konten tidak selalu berupa tulisan, namun juga dapat dikemas dalam
bentuk vlog, soundcloud, infografis, dan juga meme, dimuat di YouTube
agar dakwah makin meluas. Dakwah juga dapat dilakukan secara
online dengan memanfaatkan YouTube, Instagram, dan sebagainya, sebelum
akhirnya bisa fenomenal secara offline.
2.
Pengemasan pesan-pesan dakwah harus menarik. Sebab, sebaik apapun
materi dakwah tanpa didukung dengan kemasan yang menarik terkadang ditinggalkan
orang. Dengan dua pendekatan tersebut tantangan dakwah pada generasi milenal dapat
dilalui dan diselesaikan dengan baik.
Adapun
beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu menyampaikan secara lisan
(langsung), tulisan (bi al-qalam), perbuatan (haal), home visit
(silaturrahim), infiltrasi (sisipan), drama, dan sebagainya. Namun untuk pembahasan kali ini yang sesuai
dengan karakter generasi miineal tentu penulis akan berusaha menyajikan
formula resolutif kekinian yang dapat kami ambil.
Dakwah dan Teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya jika berpijak pada konsep dakwah kontemporer, maka mudah diterima oleh masyarakat modern. Adapun alternatif media dakwah dan teknologi yang dapat diambil adalah
sebagai berikut.
1.
Dakwah Melalui Media Digital
Berdakwah di era milenial berhadapan
dengan pesatnya perkembangan teknologi. Dakwah juga harus menyesuaikan diri
dengan perkembangan perangkat yang terus berkembang pesat. Dengan demikian dakwah dituntut agar dapat diakses dengan cepat dengan
konten menarik dalam bentuk digital. Terlebih pada era milenial yang
kecenderungannya bergantung pada internet, aktivitas sehari-hari cenderung
menggunakan media modern.
Salah satu pilihan tepat dakwah bisa lewat
media sosial yang dibuat untuk memudahkan
interaksi sosial dan komunikasi dua arah diseluruh dunia.
Dengan semua kemudahan yang diberikan oleh media sosial ini, penyebaran
informasi dakwah dari satu individu ke individu lain menjadi sangat mudah, sekali ceramah bisa ditonton terus menerus. Dengan demikian, dakwah media sosial adalah dakwah media online yang penggunanya dapat saling berpartisipasi melalui
blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Melalui media inilah sosial para dai bisa
membangun jejaring sosial lewat dunia maya yang diharapkan mampu menembus
berbagai kalangan objek dakwah.
Seperti yang kita ketahui setiap orang di dunia modern memiliki akun
media sosial. Hal ini dikarenakan mudah untuk dapat diakses kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengeluarkan
banyak biaya. Cukup menggunakan mobil telephone atau smartphone yang dikoneksikan
pada jaringan internet. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi,
radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka
lain halnya dengan media sosial. Seorang Da’i pengguna media
sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet.
2.
Peran Media Cetak, Media Elektronik, Maupun Media Sosial dalam Dakwah
Semua media komunikasi berperan dalam sampainya pesan setidaknya dalam empat hal, yaitu
efektivitas, efisiensi, konkret, dan motivatif. Dengan berbagai media jalan dakwah
akan mempermudah penyampaian informasi,
sebagai sarana untuk mempercepat sampainya informasi dan membantu
mempercepat isi pesan berupa
seruan dakwah itu sendiri.
Dengan memaksimalkan berbagai media komunikasi
dalam berdakwah seperti menggunakan media cetak, media elektronik, maupun media
sosial, maka pesannya akan lebih cepat diterima oleh banyak orang dari berbagai
objek dakwah. Mengingat jarak yang terlalu luas, maka tidak mungkin dapat
dijangkau secara keseluruhan dengan menggunakan komunikasi langsung atau dakwah
konvesional.
Adapun penggunaan media dalam Islam bertujuan
untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan agama supaya sampai kepada masyarakat
luas lebih cepat secara bersamaan, Sementara itu, media bisa berperan dalam
pembinaan umat, penyerapan ajaran Islam bisa dengan mudah diperoleh, kemudian
bisa merubah tingkah-laku pemeluknya.
3. Memanfaatkan Keunggulan Internet Sebagai Media Dakwah
Kelebihan internet dibanding media
lainnya dalam
berdakwah adalah untuk
memudahkan proses dakwah itu sendiri, yaitu:
pertama, internet tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Dakwah melalui internet
dapat diakses di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.
Kedua, dakwah lewat internet menjadi lebih
variatif. Dakwah tidak lagi disampaikan dengan cara konvensional, Kehadiran cyber
memberikan banyak cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Selain tulisan,
materi dakwah bisa dalam bentuk gambar, audio, e-book (buku
elektronik) ataupun video, sehingga objek dakwah dapat memilih bentuk media
yang disukai.
Ketiga, jumlah pengguna internet semakin meningkat. Pertumbuhan pengguna
internet yang selalu meningkat merupakan kabar baik bagi
para Da‟i yang akan berdakwah di dunia maya, karena objek dakwah pun
semakin meningkat.
Keempat, hemat biaya dan energi. Dengan menyajikan materi dakwah di
internet, objek dakwah tidak perlu datang ke narasumber dan membeli buku untuk
menjawab masalah yang dihadapi. Sehingga bisa membantu saudara kita agar tidak
mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra guna memperoleh informasi yang mereka
cari.
Dengan demikian, strategi yang dilakukan
dalam kegiatan membangun jaringan dakwah adalah dengan memanfaatkan
perkembangan global connection. Sistem ini merupakan salah satu
alternatif untuk dijadikan sebagai wasilah untuk berdakwah.
4.
Memaksimalkan Medsos melalui Video Dakwah
di Youtube, Instagram, Vlog, dll.
Media sosial menawarkan multimedia
berupa gambar, video, maupun desain yang disebarluaskan ke pengguna lainnya dan
salah satu contohnya adalah YouTube. YouTube adalah penyedia layanan video
terbesar saat ini dan merupakan media untuk upload secara gratis. Para pengguna
dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. YouTube juga
sangat cocok bagi yang ingin mencari informasi tanpa harus membaca artikel.
Pada umumnya video-video di YouTube adalah video klip, acara TV, film
serta video buatan para penggunanya sendiri.
Manfaat lain dari penggunaan YouTube
adalah bahwa isinya dapat disiarkan kepada jutaan pemirsa. YouTube
tersedia di hampir setiap negara di dunia dan di setiap komputer yang memiliki
akses internet, serta dikunjungi setiap hari oleh jutaan orang.
Selain YouTube ada beberapa ragam akses dakwah seperti Instagram
yang dapat membantu proses dakwah
dunia maya, dakwah dunia maya ini sangat berpengaruh terhadap generasi jaman
sekarang atau kids jaman now. Instagram akan memudahkan akses virtual dalam berdakwah
secara singkat yang mudah diserap oleh berbagai kalangan milenial.
5.
Berdakwah seperti Kernet Bus Baik Lewat Media maupun Secara Konvesional
Seorang Da’i juga harus memanfaatkan Hak Asasi Manusia (HAM) yang sekarang menjadi senjata pamungkas
oleh tiap orang-orang milennial. Tidak jarang kasus pelaporan murid terhadap
guru sampai anak terhadap orang tua padahal hanya persoalan sepele dan
bertujuan mendidik. Dari hal ini dapat dipahami bahwa pendekatan pendidikan
bahkan dakwah yang secara frontal dan konvesional tidak begitu
relevan lagi digunakan. Maka metode dakwah layaknya Kernet Bus bisa menjadi
pilihan.
Jika kita perhatikan cara kernet bus memanggil
atau mencari penumpang adalah mengajak secara persuasif dan menjelaskan
kelebihan dari Bus yang dimilikinya tanpa paksanaan, seperti dia akan
mengatakan "Bus kami memiliki AC lebih dingin" atau "Bus kami
lebih cepat sampai", namun tentu apa yang akan disampaikan kernet Bus itu
haruslah benar memang adanya atau para penumpang akan kecewa dan tidak akan
menggunakan jasanya lagi. Demikian pula dakwah layaknya kernet bus yang
berusaha semaksimal mungkin menawarkan Islam kepada seluruh manusia.
Jadi metode dakwah layaknya Kernet Bus, yaitu
berdakwah dengan mengajak orang lain secara persuasif baik dengan media sosial/digital
maupun secara konvensional melalui berbagai pendekatan. Langkah dakwah dengan
mengatakan secara jelas mengenai kelebihan dari agama Islam dan keuntungan jika
dirinya menjadi seorang muslim, tidak memaksa jika penumpang (orang lain)
menolak dakwah kita, serta tidak menyalahkan dirinya.
6.
Mengemas Dakwah Secara Menarik
Untuk dapat mempengaruhi objek dakwah maka
para Da’i harus mampu menarik minat maudu’. Cara merarik maudu’ inilah yang
disebut dengan pesan ataupun kata-kata mutiara, karena pesan merupakan seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dakwah Islam merupakan
apa yang dikomunikasikan oleh sumber berupa seorang Da’i kepada penerima yang
merupakan seperangkat simbol verbal/ ucapan atau non verbal/tulisan dan
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi yang bermuara pada
Al-Qur’an dan hadist.
Pengemasan dakwah secara menarik ini bisa
melalui berbagai pesan persuatif manpun pesan informatif. Kata-kata (bahasa
dapat mempresentasikan dakwah melalui obyek (benda), gagasan, dan perasaan,
baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Selain
itu juga pesan dakwah dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui
tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala,
senyuman,tatap muka, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, tarian,
film, dan sebagainya. Menyampaian pesan dakwah secara menarik ini dapat pula
melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media/saluran.
Mengingat
pentingnya dakwah maka sudah sepantasnya pesan dakwah harus dikemas semenarik
mungkin agar memiliki daya tarik sehingga dapat diterima dengan baik oleh
mad‟u. Pesan dalam komunikasi media dakwah ini menjadi faktor penting untuk
mencapai tujuan komunikasi dakwah itu sendiri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa endekatan
dakwah pada kini atau era milenial tidak lagi cukup hanya melalui
mimbar-kemimbar atau majelis-majelis konvensional. Perkembangan zaman menuntut
dakwah bermetamorfosis menjadi lebih baik lagi.
Disamping itu juga terus berkembang pesatnya
teknologi mendorong pula penyesuaian metode dakwah. Hal ini berdampak pada pengoptimalan dakwah
yang perlu disampaikan lewat berbagai media baik media cetak, media elektronik,
maupun media sosial. Sepreti yang sudah diketahui pula bahwa generasi milenial
sangat erat kaitannya dengan media sosial maka sudah saatnya bagi para Da’i atu
mubaligh untuk memanfaatkan aplikasi pada media berbagai media terkhusus media
sosial yang sifatnya interaktif, seperti halnya facebook, twitter, line,
whatshap dan lain sebagainya. Oleh karenanya para Da’i generasi milenial sangat
dianjurkan untuk memanfaatkan medsos semaksimal mungkin dalam rangka membidik
objek dakwah yang lebih luas sehingga pesan dakwah mampu terserap kepada
masyarakat luas terlebih lagi dapat menembus ke seluruh lapisan masyarakat.